Released: 7 October 2011 (USA)
Country: USA | India
Language: English
Genre: Action | Drama | Sci Fi
Director: Shawn LevyHallo, kali ini admin akan memposting Film Real Steel
Review:
Premis
Real Steel yang mengisahkan mengenai pertarungan antara para robot
kemungkinan besar akan membuat banyak penonton membayangkan berbagai
adegan yang terdapat dalam franchise Transformers (2007 – 2014) milik
Michael Bay. Namun, Real Steel sendiri merupakan sebuah film yang
mendasarkan jalan ceritanya pada cerita pendek karya Richard Matheson
yang berjudul Steel (1956) dan lebih menekankan pada perkembangan
hubungan antara karakter ayah dan anak yang terdapat di dalam jalan
cerita daripada mengumbar berbagai adegan aksi. Pun begitu, Shawn Levy
sebagai seorang sutradara juga tidak serta merta meninggalkan sisi
visual film ini dan turut mampu menghadirkan deretan adegan aksi dengan
pencapaian special effect yang jauh dari kesan mengecewakan.
Jalan
cerita Real Steel berlatarbelakangkan waktu pada tahun 2020, dimana
olahraga tinju tidak lagi dilakukan oleh manusia, melainkan dilakukan
oleh para robot yang dikendalikan oleh para manusia dengan tujuan agar
para robot yang bertanding dapat bertarung habis-habisan.
Dikisahkan
bahwa Charlie Kenton (Hugh Jackman) adalah seorang mantan petinju yang
kini menjadikan laga tinju para robot sebagai mata pencahariannya. Dan
Charlie bukanlah seorang pengendali robot yang baik. Robot yang ia
kendalikan seringkali mengalami kekalahan dan kehancuran yang
ujung-ujungnya membuat Charlie selalu berada dalam kesulitan finansial.
Pada
suatu hari, mantan kakak iparnya, Debra (Hope Davis), dan suaminya,
Marvin (James Rebhorn), datang dengan sebuah surat untuk meminta hak
asuh penuh terhadap anak Charlie, Max (Dakota Goyo), yang kini hidup
seorang diri setelah ibunya meninggal dunia. Melihat peluang bahwa ia
dapat memperoleh aliran dana segar, Charlie lalu ‘menjual’ Max kepada
Marvin dengan persyaratan bahwa Charlie mau menjaga dan merawat Max
selama Debra dan Marvin berliburan ke luar negeri.
Dengan
uang yang ia dapatkan dari Marvin, Charlie akhirnya membeli sebuah
robot baru yang akan ia gunakan untuk bertarung. Namun, seperti yang
dapat diduga, bersamaan dengan perjalanan waktu, hubungan Charlie dan
Max secara perlahan mulai menghangat.
Pada
durasi awal film ini, Real Steel murni menggambarkan buruknya karakter
Charlie dalam kehidupan sehari-harinya: suka berbohong, egois, tidak
memiliki pendirian yang tetap dan bahkan mau ‘menjual’ anaknya demi
sejumlah uang. Beruntung karakter Charlie Kenton diperankan oleh Hugh
Jackman. Kharisma aktor tampan asal Australia ini akan membuat penonton
Real Steel merasa sulit untuk membenci karakter Charlie Kenton seburuk
apapun jalan cerita film ini berusaha menggambarkan karakter tersebut.
Transisi
sisi kehidupan karakter Charlie dari seorang yang berperangai buruk
menjadi seseorang yang memiliki wibawa dan tanggung jawab menjadi
semakin mudah ketika karakter Max yang diperankan Dakota Goyo memasuki
jalan cerita. Selanjutnya, akan sangat mudah bagi penonton untuk menebak
arah cerita Real Steel yang sebenarnya.
Pun
begitu, bukan berarti Real Steel tampil datar dan tidak menarik. Memang,
jalan cerita mengenai seorang underdog yang berusaha untuk mencapai
tangga kemenangan merupakan sebuah premis dasar yang dapat ditemui di
setiap film-film bertema olahraga lainnya. Namun dengan sentuhan
modernitas yang dihadirkan lewat kehadiran para karakter robot yang
disajikan sebagai para petarung di film ini, Shawn Levy berkesempatan
untuk menghadirkan sebuah sisi cerita lain yang dapat mempesona
penonton, yakni sisi tampilan special effect film ini. Dan benar saja,
deretan robot yang dihadirkan berhasil tampil meyakinkan.
Dukungan
produksi kelas atas dari bagian suara hingga gambar semakin menambah
gemilang pencapaian film yang berdurasi lebih dari 120 menit ini. Dan
adalah sangat menyenangkan mengingat bahwa selain jalan cerita film ini
yang merupakan sebuah fiksi belaka, seluruh kandungan yang terdapat di
dalamnya mampu dihadirkan begitu nyata: mulai dari adegan-adegan
pertarungannya hingga hubungan yang terjalin antara karakternya.
Benar
bahwa pada beberapa titik, sentimentalitas Real Steel terasa terlalu
berlebihan. Namun ketika semenjak awal penonton telah berhasil dibuat
tertarik dan memiliki hubungan emosional tersendiri dengan jalan cerita
dan setiap karakter di film ini, sentimentalitas kuat yang dihadirkan
justru akan terasa bagaikan sebuah kisah hidup yang dialami sendiri oleh
setiap penontonnya. Tidak berlebihan rasanya jika mengatakan bahwa Real
Steel adalah sebuah film yang memiliki seluruh kualitas yang diinginkan
Michael Bay untuk hadir dalam seri Transformers.
Link Download :
Download (KumpulBagi)
Link Subtitle:
Download
ConversionConversion EmoticonEmoticon